Bahasa Nias: Bahasa Unik Suku Nias, Ono Niha

Li Niha

Bahasa Nias yang lebih dikenal dengan "Li Niha" adalah salah satu bahasa daerah di Indonesia yang dituturkan oleh masyarakat di Pulau Nias. Selain itu, Bahasa Nias juga merupakan salah satu bahasa  yang tidak memiliki konsonan penutup di setiap kosakatanya atau sering dianggap sebagai bahasa vokalis. 

Secara linguistik, unsur suatu bahasa meliputi:


1. Fonem


Dalam bahasa Nias, fonem yang digunakan identik dengan fonemnya bahasa Indonesia. Akan tetapi terdapat karakter yang pelafalannya tidak ada dalam bahasa Indonesia. Selain itu, aksara yang digunakan dalam bahasa Nias adalah aksara atau alfabet latin.

Baca juga: alfabet bahasa Nias.

2. Morfem


Morfem dalam bahasa Nias memenuhi semua unsur kelas kata layaknya dalam Bahasa Indonesia. Akan tetapi, terdapat berbagai macam perbedaan yang tidak dapat disamakan dengan aturan bahasa Indonesia, seperti halnya morfem yang mewakili kata ganti orang yang kebanyakan tidak dapat berdiri sendiri tanpa kata lain yang menyertainya.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada morferm bahasa Nias pun sangat unik seperti halnya morfem yang berubah ketika dimasukkan ke dalam suatu situasi kalimat meskipun tidak disertai oleh imbuhan.

Contohnya, kata "eu" (kata benda) yang terjemahnnya "kayu" dalam Bahasa Indonesia. Ketika morfem tersebut dimuat ke dalam suatu kalimat, maka "eu" akan berubah menjadi "geu". Contoh kalimat: "Utaba döla geu" = Saya memotong kayu. Artinya, dalam penggunaan suatu morfem dalam bahasa Nias bisa saja mengalami variasi bentuk dalam suatu kalimat atau lebih sesuai dikatakan "alomorf".

Baca Juga: Alomorf kata benda dalam bahasa Nias

Tidak hanya terjadi pada kelas kata benda, namun juga terjadi pada kelas kata lainnya.


3. Sintaks


Sintaks atau struktur dalam bahasa Nias tergolong unik. Sesuai dengan hasil penelitian, transformasi struktur dalam bahasa Indonesia dapat digunakan ke dalam bahasa Nias. Akan tetapi, transformasi dalam bahasa Nias tidak sepenuhnya menyerupai kaidah bahasa Indonesia.

Baca juga: Pola Kalimat Bahasa Nias Dialek Selatan

4. Semantik


Dalam menetapkan suatu arti atau terjemahan wajibnya disesuaikan dengan pemahaman para penuturnya.

Contohnya, di Gunungsitoli, kata "Hamega" dimengerti sebagai kata yang memiliki terjemahan dalam bahasa Indonesia yaitu "kapan".

Akan tetapi, kata tersebut tidak dapat digunakan untuk menanyakan waktu suatu kejadian di masa mendatang atau hanya digunakan untuk menanyakan waktu peristiwa di masa lampau. Untuk menanyakan waktu peristiwa di masa mendatang, penutur dari Gunungsitoli akan lebih cenderung menggunakan kata "Hawa'ara" yang terjemahannya adalah "kapan".

Sedangkan di Telukdalam dan sekitarrnya, kata "Hamega" dengan pengertian "kapan" dapat digunakan dalam semua bentuk waktu baik lampau maupun masa akan datang.


5. Diskursus


Diskursus (wacana) yang pengertiannya lebih pada gaya bahasa yang digunakan juga perlu ditafsirkan melalui konteks yang ditujukan oleh si pembicara atau penulis.

Hal ini sangat penting untuk diketahui karena biasanya penutur bahasa Nias dalam suatu acara adat selalu menggunakan ungkapan yang perlu ditafsirkan maknanya berdasarkan konteks.





VARIASI BAHASA NIAS


Berdasarkan variasi bahasa yang memiliki kelompok penutur, maka bahasa Nias dapat dikelompokkan dalam beberapa dialek areal/ geografis. Sederhananya, dialek adalah variasi bahasa berdasarkan unsur kosakata, tata bahasa dan pelafalan. Dengan kata lain, dialek merupakan variasi fonologi, morfologi, leksikon, sintaksis, semantik dalam suatu bahasa.

A. Dialek


Untuk memahami variasi bahasa Nias berdasarkan pemakai / penuturnya, berikut akan diuraikan lebih lengkap sebelum menentukan klasifikasinya sebagai dialek, subdialek atau hanya sebagai aksen (logat). Logat merupakan variasi pelafalan suatu bahasa, namun tidak memiliki perbedaan dari tata bahasanya.




Berdasarkan gambar variasi Li niha di atas, setidaknya dapat dipahami bahwa:

  • Variasi A meliputi daerah Lahewa, Nias Utara, Kota Gunungsitoli, Nias Induk, dan Termasuk Mandrehe, Sirombu, Hinako - Kab. Nias Barat.
  • Variasi B meliputi daerah Gomo, Lahusa dan sekitarnya. Variasi B merupakan variasi antara A dan C (campuran)
  • Variasi C meliputi hampir seluruh wilayah kecamatan dari kabupaten Nias Selatan (termasuk kepulauan Batu)



Kedekatan / keserasian:
1). A dan B = Memiliki struktur atau sintaksis yang mirip meskipun memiliki logat/ aksen serta kosakata yang juga berlainan.
2)  B dan C = Memiliki kosakata dan salah satu struktur atau pola yang sama.
3)  C dan A = Memiliki salah satu sintaksis/ struktur yang mirip dan sejumlah kosakata yang sama.

Berdasarkan kedekatannya, ketiganya memiliki salah satu pola penyusunan kalimat yang sama walau tidak semuanya.



Ketidaksesuaian:
4). A dan B = Memiliki pelafalan, kosakata yang juga berlainan.
5). B dan C = Cenderung berbeda dalam pelafalan dan pemaknaan kosatakata tertentu.
6). C dan A = Cenderung banyak perbedaan dalam pelafalan, kosakata dan struktur / sintaksis tertentu.



PENAMAAN VARIASI LI NIHA YANG MASUK DALAM KATEGORI DIALEK

Penutur Bahasa Nias dengan dialek berbeda diklasifikasikan dalam 3 kelompok:






1. LI NIHA YÕU (DIALEK UTARA)


Li Niha Yõu merupakan salah satu dialek yang digunakan oleh penutur asli Bahasa Nias yang berada di wilayah kota Gunungsitoli dan sekitarnya. Dialek ini merupakan dialek utama yang paling sering dan paling mudah dimengerti oleh sebagian besar penutur Bahasa Nias dalam hubungan komunikasi.

Nama-nama daerahnya:
  1. Kota Gunungsitoli,
  2. Gunungsitoli Alo'oa,
  3. Gunungsitoli Barat,
  4. Gunungsitoli Selatan,
  5. Gunungsitoli Utara,
  6. Kecamatan Botomuzöi,
  7. Kecamatan Gido,
  8. Kecamatan Hili serangkai,
  9. Kecamatan Hiliduho,
  10. Kecamatan Idanögawo,
  11. Kecamatan Ma'u,
  12. Kecamatan Somölö-mölö,
  13. Kecamatan Ulugawo,
  14. Afulu, Nias Utara
  15. Alasa, Nias Utara
  16. Alasa Talumuzöi, Nias Utara
  17. Lahewa, Nias Utara
  18. Lahewa Timur, Nias Utara
  19. Lotu, Nias Utara
  20. Namöhalu Esiwa, Nias Utara
  21. Sawö, Nias Utara
  22. Sitölu öri, Nias Utara
  23. Tugala Oyo, Nias Utara
  24. Tuhemberua, Nias Utara
  25. Lahömi, Nias Barat
  26. Lölöfitu Moi, Nias Barat
  27. Mandrehe, Nias Barat
  28. Mandrehe Barat, Nias Barat
  29. Mandrehe Utara, Nias Barat
  30. Moro'ö, Nias Barat
  31. Sirombu, Nias Barat
  32. Ulu Moro'ö, Nias Barat


2. LI NIHA OTALUA  (DIALEK TENGAH)

Li Niha Otalua adalah varietas bahasa Nias antara utara dan selatan. 

Nama-nama daerah dalam lingkup kecamatan:
  1. Kecamatan Gomo, Nias Selatan
  2. Kecamatan Lahusa, Nias Selatan

Contoh kalimat yang digunakan oleh para penutur Li Niha Otalua:
"Hadia nono ha ine!"


Kalimat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kata "Hadia" merupakan kosakata yang dapat dimengerti dan digunakan oleh penutur bahasa Nias dialek utara. Sedangkan, penutur dialek selatan tidak menggunakan kata "Hadia" tetapi "Haya" yang terjemahannya dalam bahasa Indonesia adalah "Apa".

2. Nono adalah kata yang dapat dimengerti oleh penutur bahasa Nias dialek selatan dan utara. Terjemahan "nono" dalam bahasa Indonesia adalah "anak".

3. Ha adalah kata tunjuk yang pada dasarnya dimengerti dan juga digunakan oleh penutur bahasa Nias dialek selatan. Sedangkan, penutur bahasa Nias dialek utara menggunakan kata "da'a". Terjemahan kata "Ha" dalam bahasa Indonesia adalah "ini".

4. Kata "ine" tidak dikenal dalam bahasa Nias dialek utara. Kata "ine" dalam dialek utara memiliki sinonim yaitu " Bale". Sedangkan dalam bahasa Nias dialek selatan, kata "ine" juga digunakan dan merupakan bagian dari partikel bahasa. Dalam bahasa Indonesia, kata "ine" memiliki terjemahan yaitu "-lah". 

Dengan demikian, contoh kalimat di atas dapat diterjemahkan seutuhnya dalam bahasa Indonesia menjadi: "Apaan anak ini lah!"



Baca juga: Bahasa Nias Dialek Tengah




3. LI NIHA RAYA (DIALEK SELATAN)


Dialek Selatan merupakan salah satu varietas bahasa yang digunakan oleh penutur asli Bahasa Nias yang berada di bagian Selatan Pulau Nias, seperti di Telukdalam dan sekitarnya (termasuk  Batu Islands, Nias Selatan). Dialek ini sangat berbeda dari dialek Li Niha Yöu. Dialek Selatan cenderung dituturkan lebih kaku, berintonasi lebih tinggi serta memiliki perbedaan kosakata dan sintaksis dari dialek utara meskipun di sisi lain terdapat beberapa kesamaan.


Dialek ini termasuk salah satu yang paling sulit dimengerti oleh penutur asli bahasa Nias yang menggunakan dialek Li Niha Yöu, bahkan juga sebagian dari penutur dengan Li Niha Otalua sulit memahaminya. 

Daftar nama daerah di Nias selatan yang menggunakan Dialek Selatan
  1. Kecamatan Telukdalam,
  2. Kecamatan Amandraya,
  3. Kecamatan Fanayama,
  4. Kecamatan Maniamolo,
  5. Kepulauan Batu (Tello, Hibala)


Berdasarkan penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa secara umum dialek yang terdapat dalam Li Niha adalah:

  1. Li Niha Yöu,
  2. Li Niha Otalua,
  3. Li Niha Raya.




B. Aksen (Logat)


Penutur bahasa Nias memiliki banyak variasi dari segi pelafalan (aksen). Dalam satu dialek, bisa saja terdapat beberapa variasi lafalan yang digunakan oleh penuturnya. Sebagai contoh, variasi aksen di Gunungsitoli dengan Sirombu dan Lahewa. Ketiga daerah yang merupakan satu lingkungan dialek tersebut masih juga memiliki aksen yang mencirikhaskan penuturnya. 

Demikian halnya di tengah dan selatan. Tetapi, yang paling kompleks terdapat di bagian selatan. Di daerah ini, bisa dikatakan bahwa hampir di setiap satu desa / berbatas kelompok kecil memiliki aksen tersendiri.




PENUTUR BAHASA NIAS 


Para penutur bahasa Nias dialek utara biasanya kesulitan memahami bahasa Nias dialek Selatan. Demikian pula sebaliknya. Akan tetapi, penutur dengan dialek selatan umumnya banyak dari mereka yang mampu memahami dialek Utara. 

Hal ini dapat dikaitkan dengan faktor atau pengaruh buku-buku bahasa Nias pertama yang digunakan oleh orang Nias. Buku-buku bahasa Nias yang hingga sekarang ini digunakan umumnya menggunakan tulisan berbasis dialek Utara, baik buku yang berkaitan dengan penelitian bahasa, kitab suci yang digunakan dalam bidang keagamaan dan lain sebagainya.

Dengan faktor tersebut, tentunya para penutur bahasa Nias khususnya penutur di bagian selatan memiliki kemudahan dalam memahami dialek lainnya yang terdapat dalam bahasa Nias.

Sejauh ini, penutur bahasa Nias yang merupakan penutur bahasa kedua maupun asing masih sangat sedikit jumlahnya. Meskipun demikian, mereka yang telah lama tinggal di Pulau Nias biasanya mampu berbicara dengan fasih.


PENGGUNAAN BAHASA NIAS 


Sesuai dengan penggunaannya, Bahasa Nias hingga sekarang ini masih tetap digunakan dalam komunikasi sehari-hari untuk kalangan komunitas. Akan tetapi, tidak digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan formal di Pulau Nias, kecuali dalam acara atau pesta adat Nias. Bahasa yang digunakan untuk lingkungan formal adalah Bahasa Indonesia.

Bahasa Nias sering digunakan oleh masyarakat yang berada di daerah kota maupun di pedesaan. Menggunakan Bahasa Nias dalam komunikasi sehari-hari merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang Nias. 

Terlebih, bahasa ini tergolong unik.


Dilihat dari aspek penggunaan, ternyata bahasa ini masih sangat memprihatinkan. Pasalnya, belum banyak penelitian yang dapat dijadikan referensi lengkap untuk mempelajarinya, terlebih bagi mereka yang belum mampu berbicara layaknya penutur aslinya.


Baca juga: kosakata Li Niha


KESIMPULAN

Bahasa Nias merupakan salah satu bahasa daerah yang masih digunakan oleh komunitas /  masyarakat yang berkependudukan di Pulau Nias hingga sekarang ini.

Bahasa Nias yang dituturkan dengan dialek yang berbeda merupakan keunikan yang ikut memperkaya budaya Nias itu sendiri.


Terima kasih telah membaca artikel ini dan semoga bermanfaat.


Posting Komentar untuk "Bahasa Nias: Bahasa Unik Suku Nias, Ono Niha"