Upaya Standardisasi Bahasa Nias

 

Tata Bahasa Nias


Dalam mendukung upaya pelestarian bahasa daerah yang terancam punah, Standardisasi Bahasa Nias dianggap penting untuk dilakukan. 

Hal ini mendapat perhatian khusus dari berbagai kalangan terutama mereka yang berpengetahuan dalam bidang kebahasaan (linguistik). 

Lama sebelumnya, terdapat banyak tulisan-tulisan yang berkaitan tentang kebahasaan Nias (Li Niha) baik yang dibukukan maupun yang diterbitkan melalui suatu platform internet. 

Mulai dari kamus hingga tata bahasa. Namun demikian, hal tersebut tidak serta-merta dapat menunjukkan standardisasi bahasanya seutuhnya. Semuanya masih membutuhkan proses peninjauan teoritis lebih lanjut.

Sebelum memahami upaya yang perlu dilakukan dalam standardisasi ini, khususnya dalam aspek kebahasaan, pertama-tama mari memahami sekilas tentang penutur Li Niha. 

Secara umum, penulis membedakan penuturnya dalam tiga kelompok, yaitu utara, tengah dan selatan. Dari ketiga kelompok penutur tersebut, semuanya saling memiliki perbedaan. 

Bahkan yang paling uniknya, penutur dengan dialek selatan sangat berbeda dengan yang utara. 

Jika penutur selatan mengatakan "Haega so?", penutur utara cenderung mengatakan "Heza so?". Ini hanya merupakan sekadar contoh dari sejumlah perbedaan lainnya yang memungkinkan penutur selatan dan utara tidak saling mengerti.

Haega so? dan Heza so? memang memiliki makna yang sama. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, arti dari keduanya adalah "Dimana (- ada)?". 

Selanjutnya, penutur tengah (sentral: Gomo/ Lahusa) akan lebih cenderung mengatakan "He so?". 

Dengan perbedaan tersebut, Li Niha semakin unik tetapi dapat menjadi tantangan bagi mereka yang ingin memahaminya secara ilmu bahasa. Belum lagi berbicara ke bagian spesifik lainnya, termasuk sub-dialek yang terdapat di dalamnya.

Nah, sekarang ini telah dirancang program standardisasi oleh pihak Wikimedia Nias yang peduli dengan kelestarian bahasanya. 

Program tersebut telah dimulai sejak tahun 2020 yang lalu dan diharapkan dapat tercapai hingga pada tahun 2025 mendatang. 

Hal ini tentunya bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Semuanya butuh proses. Kita berharap standardisasi bahasa Nias ini dapat tercapai hingga target waktu yang telah direncanakan dalam programnya.

Berdasarkan Rancangan Program Pengembangan dan Penyelamatan Bahasa Nias dalam Wikimedia Nias, varietas utara merupakan isolek yang digagas untuk standardisasi utama. Tindakan ini tidak bertujuan untuk meniadakan eksistensi varietas Li Niha lainnya. 


Namun, dengan berbagai pertimbangan sehingga diputuskan bahwa satu-satunya isolek yang paling mudah dipahami di wilayah kepulauan Nias adalah varietas / dialek utara. Dengan demikian, program standardisasi tersebut ditujuankan untuk dialek utara (li niha yöu).


Apa itu Standardisasi Bahasa?

Ini termasuk pertanyaan yang bagus untuk anda ketahui jawabannya. Supaya tidak salah paham, mari memahami definisi standardisasi terlebih dahulu. 

Menurut KBBI, Standardisasi adalah penyesuaian bentuk (ukuran, kualitas, dan sebagainya) dengan pedoman (standar) yang ditetapkan; pembakuan. 

Menurut Haugen (1972:172 -178; dalam Dendy 2003:19) mendefinisikan pembakuan sebagai suatu proses yang menyangkut pemilihan kaidah, pemerincian dan pemekaran fungsi, kodifikasi bentuk, dan penerimaan oleh masyarakat bahasa berdasarkan kriteria tertentu seperti efisiensi, kecermatan, dan keberterimaan.

Sedangkan, Bahasa adalah alat komunikasi yang terorganisasi dalam bentuk satuan- satuan, seperti kata, kelompok kata, klausa, dan kalimat yang diungkapkan baik secara lisan maupun tertulis. 

Dengan demikian, Standardisasi Bahasa adalah penyesuaian bentuk satuan-satuan komunikasi lisan maupun tertulis dengan pedoman yang ditetapkan. 

Mulai dari satuan yang paling mendasar seperti karakter / huruf yang digunakan, morfem, arti kata hingga satuan yang lebih kompleks seperti klausa dan kalimat.

Standardisasi bahasa juga dapat dikatakan pembakuan bahasa. Menurut Effendi (1984: 86):

Pembakuan bahasa adalah penentuan ukuran atau norma rujukan yang digunakan atau dapat digunakan sebagai kerangka rujukan atau patokan dalam penggunaan bahasa oleh masyarakat pemakai bahasa yang bersangkutan. Norma itu ditentukan oleh masyarakat pemakai bahasa yang bersangkutan sediri atas dasar kesepakatan sosial sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa standardisasi/pembakuan bahasa merupakan tindakan penentuan ukuran dalam penggunaan bahasa oleh pemakainya atas dasar kesepakatan sosial sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangannya.


Bagaimana Standardisasi Bahasa Nias?

Untuk menentukan standard bahasa Nias, tahapan seleksi, kodefikasi, elaborasi dan persetujuan penting dilaksanakan. Hal ini didukung dengan teori Holmes (200:1; dikutip dalam Ramlan 2018:5):

Selection: choosing the variety or coded to be developed; codification: standardizing its structural or linguistic features;elaboration: extended its functions for use in new domains; and securing its acceptance: enhancing its prestige, for instance, and encourage people to develop pride in the language or loyalty towards it.


Artinya, dalam tahap seleksi, perlu adanya pemilihan varietas atau kode yang akan dikembangkan. Ramlan (2018: 32) menambahkan bahwa salah satu dialek yang ada dipilih untuk keperluan standardisasi. 

Dialek yang dipilih adalah cenderung menjadi salah satu yang diucapkan menjadi kelompok yang lebih kuat dan lebih terpelajar yang tinggal di atau dekat ibu kota.

Berdasarkan pendapat di atas, Bahasa Nias varietas utara merupakan salah satu varietas yang populer di kalangan penutur Li Niha yang berada di wilayah capital kepulauan Nias. 

Ingat bahwa ini tidak bermaksud untuk menghilangkan eksistensi varietas atau lebih layak disebut isolek lainnya.

Selanjutnya, dalam tahap kodefikasi, yaitu pembakuan fitur struktural atau linguistiknya. Hal tersebut dianggap penting dilakukan. 

Tahapan ini merujuk pada tata bahasa, ejaan, kamus dan literatur lainnya. Wardhaugh (2006; Ramlan 2018:28) mendefinisikan standardisadi bahasa sebagai proses dimana suatu bahasa telah dikodifikasi dalam beberapa cara. 

Proses itu biasanya melibatkan pengembangan hal-hal seperti tata bahasa, buku ejaan, dan kamus, dan mungkin sastra. 

Sejauh ini, buku tata bahasa Nias (Amakhoita Li Niha) telah banyak diterbitkan sebelumnya. 

Demikian halnya dengan kamus Li Niha baik dari versi Bahasa Jerman ke Bahasa Nias yang disusun oleh Sundermann maupun Bahasa Nias ke Bahasa Indonesia (vice versa) yang disusun oleh Apolonius Lase dan lainnya.

Hal ini dapat mendukung upaya kodefikasi Li Niha selangkah lebih maju daripada sebelumnya. 

Dari berbagai sumber, bahasa Nias akan ditinjau lebih seksama lagi hingga mendapatkan hasil yang dianggap sempurna dan layak untuk dijadikan pedoman baku. 

Tahap kodifikasi adalah tahapan yang sedang dilakukan oleh pihak kontributor Wikimedia Nias pada tahun 2021 ini dan akan tetap berlanjut hingga tahap penyempurnaan dihasilkan. 


Mengodefikasi Li Niha tentunya tidak hanya membutuhkan tenaga, pikiran dan waktu yang relatif sedikit. Banyak tantangan tersendiri yang berkaitan dengan kebahasaannya. 

Mulai dari terbatasnya pengetahuan tentang kosakata konvensional, terbatasnya kajian teoritis terkait struktur dan lain sebagainya. Seperti halnya, para kontributor di wiktionary dan wikipedia Nias pun mengalami berbagai tantangan dalam mengembangkan Li Niha.


Menurut Sirus Laia / Slaia (2021) dalam halaman wikimedia Indonesia, terdapat tiga tantangan dalam mengembangkan bahasa Nias yaitu: (1) Kemampuan Berbahasa Nias, (2) Akses seluler dan bahasa kode wiki yang rumit, dan (3) Moderasi dan bias.

Hal ini menunjukkan bahwa upaya yang lebih giat lagi perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembakuan bahasa Nias yang lebih komprehensif dan bermutu ke depannya. 

Tentunya, pembuatan pedoman yang lebih mudah dipahami, jelas dan dapat diterima dalam masyarakat adalah prioritas.


Setelah semuanya selesai, maka akan berlanjut pada tahap elaborasi. Tahap ini adalah tahap memperluas fungsinya untuk digunakan di domain baru; dan mengamankan penerimaannya: meningkatkannya prestise, misalnya, dan mendorong orang untuk mengembangkan kebanggaan akan bahasa atau kesetiaannya.


Terakhir adalah tahap persetujuan (penerimaan). Penerimaan oleh komunitas dari norma-norma varietas yang dipilih di atas norma-norma saingan varietas, melalui promosi, penyebaran, pembentukan dan penegakan norma. 

Ini dilakukan melalui institusi, instansi, otoritas seperti sekolah, kementerian, media, budaya pendirian, dll.


Oleh karena itu, mari bersama-sama mendukung upaya standardisasi bahasa Nias yang akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan di era digital ini. Tantangan dalam bahasa Nias sangat besar, terutama dalam kaidah tata bahasanya.

 
Jika pernah membaca artikel sebelumnya, bahwa dalam bahasa Nias khususnya dialek utara terdapat berbagai ragam variasi yang tidak beraturan sehingga dapat menyulitkan penyusunan pola bakunya.
Seperti contoh, jika kata "Satua" yang artinya adalah "orang tua". 

Secara fonologis, pelafalannya akan berubah menjadi "Zatua" ketika memasuki suatu lingkungan ucapan / kalimat. Hal ini tergolong proses alomorf dalam linguistik. 

Sayangnya, hal-hal seperti ini belum memiliki referensi imliah yang memadai sehingga menyulitkan penyempurnaan.


Masih banyak lagi hal lain yang perlu dibenahi. Jika tertarik dan ingin menyumbangkan pikiran tentang Li Niha, silakan membuka link: nia.wiktionary.org atau nia.wikipedia.org. 

Terima kasih.

Ya'ahowu.


Referensi:

Dendy. (2003). "Peneroka Penelitian Bahasa dan Sastra", Enam Puluh Lima Tahun S. Effendi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Ramlan. (2018). "Language Standardization in General Point of View", Journal. Aceh:  Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal), Volume I, February 2018, P. 27-33, e-ISSN: 2615-3076.

Slaia. (2021). "Tantangan Mengembangkan Bahasa Nias dalam Proyek Wikimedia", Bagian 2. Diakses melalui https://wikimedia.or.id/2021/02/16/tantangan-mengembangkan-bahasa-nias-dalam-proyek-wikimedia-bagian-2/

https://jatisarwoedy.blogspot.com/2010/09/pembakuan-bahasastandarisasi.html

Posting Komentar untuk "Upaya Standardisasi Bahasa Nias"