Sejarah Singkat Masuknya Agama Kristen ke Pulau Nias
Nias merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penganut agama Kristen terbanyak hingga mencapai 90% dari jumlah total penduduk di dalamnya. Perkembangan agama kristen di Pulau Nias telah mendapat respon positif dari masyarakat setempat.
Dengan banyaknya penganut agama Kristen di Pulau Nias, pembangunan tempat ibadah (gereja) setiap daerah mulai dari wilayah perkotaan hingga daerah terpencil semakin banyak. Tidak heran jika berkunjung ke suatu daerah di Pulau Nias, bangunan Gereja sebagai tempat beribadah para kaum kristiani selalu ada.
Meskipun demikian, agama Kristen di Pulau Nias tidak hadir dengan sendirinya dari para leluhur Nias sebelumnya. Sebelum membahas mengenai sejarah masuknya agama kristen ke Pulau Nias, penting untuk memahami terlebih dahulu tentang pengertian agama kristen.
Dengan banyaknya penganut agama Kristen di Pulau Nias, pembangunan tempat ibadah (gereja) setiap daerah mulai dari wilayah perkotaan hingga daerah terpencil semakin banyak. Tidak heran jika berkunjung ke suatu daerah di Pulau Nias, bangunan Gereja sebagai tempat beribadah para kaum kristiani selalu ada.
Meskipun demikian, agama Kristen di Pulau Nias tidak hadir dengan sendirinya dari para leluhur Nias sebelumnya. Sebelum membahas mengenai sejarah masuknya agama kristen ke Pulau Nias, penting untuk memahami terlebih dahulu tentang pengertian agama kristen.
PENGERTIAN AGAMA KRISTEN
Agama Kristen adalah suatu agama yang berasaskan pada riwayat hidup dan ajaran Yesus Kristus.
Dalam agama Kristen, Alkitab adalah kitab suci yang merupakan panduan serta pedoman injil dalam pelaksanaan tata ibadah dan ajarannya. Selain itu, setiap penganut agama kristen dibekali dengan ideologi hidup yang berdasarkan "kasih sayang" untuk sesama manusia. Penganut agama kristen percaya dengan kasih Allah (dalam kuasa kudus Tritunggal ) yang sempurna untuk semua umat manusia yang percaya pada ajaran-Nya.
Ajaran agama Kristen tidak menyebarkan kebencian terhadap setiap umat manusia di dunia meskipun berbeda dalam kepercayaan. Hal tersebut membuat agama Kristen mudah diterima dan dipercayai teguh oleh para penganut di seluruh dunia; terbukti menjadi satu-satunya agama terbesar di dunia hingga pada tahun 2019 ini dengan jumlah penganut melebihi 2 miliyar orang dari seluruh dunia.
KRISTEN PROTESTAN DAN KATOLIK
Kristen Protestan merupakan agama mekaran dari agama katolik sejak dahulu kala dengan sistem tata ibadah yang sedikit berbeda namun tidak menunjukkan perbedaan akan tujuan Firman dalam injil yang diajarkan. Keduanya bertujuan untuk menyebarkan kebaikan di seluruh penjuru bumi. Kristen Protestan dan Katolik menggunakan Kitab Suci yang sama yaitu Alkitab.
Secara umum, penganut agama Kristen Protestan dan Katolik adalah turunan agama bersaudara sehingga kebanyakan orang Kristiani baik dari Protestan maupun Katolik tidak ingin menunjukkan perbedaan yang bertolak belakang; bahkan sering diistilahkan bahwa mereka semua bersaudara dalam kasih Allah Bapa Yang Maha Kuasa.
Sekarang ini, para Kristiani Nias tetap percaya teguh dengan ajaran agama Kristen dan selalu berupaya untuk menjadi pembawa kabar baik untuk dunia dengan cara melibatkan diri dalam berbagai kegiatan kerohanian.
Pemuda Kristen Nias |
Dengan demikian, bagaimana agama kristen bisa dikenal dan dianut oleh masyarakat Nias sejak dulu? Tentunya, semua itu adalah berkat perjuangan para missionaris yang telah menyebarkan injil ke Pulau Nias. Berikut para missionaris pembawa injil ke Pulau Nias yang sempat diingat dan diabadikan oleh leluhur Nias.
ETRANGERS DE PARIS
Etranger de Paris adalah Organisasi Misioner Katolik Roma. Pada kisaran tahun 1832, terdapat dua orang missionaris dari Etranger de Paris yang sempat masuk ke Pulau Nias dengan misi penyabaran injil kepada Ono Niha (orang Nias) yang masih belum mengenal agama yaitu Pere Wallon dan Pere Barart. Keduanya pernah tiba di desa Lasara, Gunungsitoli. Akan tetapi, kedatangan mereka sangat disayangkan pada waktu itu karena sesampainya di Nias, pelayanan tidak berhasil.
ERNST LUDWIG DENNINGER
Ernst Ludwig Denninger adalah seorang missionaris dari Berlin - Jerman yang lahir pada tanggal 4 Desember 1815.
E.L. Denninger pernah bertemu dengan orang Nias di daerah Padang sebelum masuk ke Pulau Nias. Ketika bertemu dengan orang Nias tersebut, dia tertarik untuk mempelajari banyak hal tentang Nias, termasuk bahasanya. Semuanya itu dia lakukan demi untuk menyukseskan misinya untuk menyebarkan ijil kekristenan di Pulau Nias dengan lebih mudah.
Pada tanggal 27 September 1865, Ernst Ludwig Denninger dan keluarganya tiba di Pulau Nias. Mereka pun bersedia tinggal di Pulau Nias dan membeli seunit rumah di Gunungsitoli sebagai tempat tinggal mereka. Mereka membeli rumah tersebut dengan harga 600 gulden.
Kedatangan E.L. Denninger di Pulau Nias untuk menyebarkan injil kekristenan ternyata mendapat respon positif dari Kolonial Belanda pada masa itu. E.L. Denninger, dibantu oleh Belanda yang sudah kian berada di Pulau Nias melakukan penyebaran agama kristen ke beberapa wilayah di Pulau Nias; termasuk di kepulauan Batu Nias Selatan. Misi mereka menyebarkan injil dinamakan sebagai "Zending". Kegiatan Zending tersebut dilaksanakan selama seabad lamanya.
Bagi orang Nias, E.L. Denninger adalah sosok yang bisa diterima dengan baik karena dia bisa bergaul dengan baik meskipun kehidupan sosial masyarakat Nias pada waktu itu sangat memprihatinkan. Selain itu, dia juga mampu berbahasa Nias dengan baik sehingga penyampaian kabar baik tentang agama kristen sangat mudah diterima oleh para leluhur Nias di masa itu.
Sekitar tahun 1915-1930, penyebaran agama kristen di Pulau Nias mulai tampak signifikan. Sejalan dengan masa itu, pada tahun 1916, pertobatan massal terjadi di Pulau Nias dengan jumlah umat Kristiani yang bertambah pesat yang dikenal dengan "Fangesa Sebua".
Setelah Fangesa sebua, masyarakat Nias berlomba-lomba untuk mengikuti kebaktian rohani di Gereja. Masyarakat Nias yang dulunya masih percaya penyembahan roh lain dan patung, setelah itu juga mereka membuktikan betapa mereka sangat mengagumi dan ingin hidup dalam kasih Kristus.
Akhirnya, pada tahun 1936 masyarakat Nias mulai banyak menganut agama Kristen. Pada tahun 1965 perubahan besar terjadi dan agama kristen merupakan suatu organisasi sosial yang sangat berpengaruh sejak masa itu.
Oleh karena itu, sekarang ini masyarakat Nias khususnya umat kristen Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) menyatakan dan merayakan tanggal 27 September sebagai hari raya misi dan pengkabaran injil bagi masyarakat Nias.
Itulah sejarah singkat masuknya agama Kristen ke Pulau Nias sejak dahulu kala. Semoga artikel ini bermanfaat untuk para pembaca.
E.L. Denninger pernah bertemu dengan orang Nias di daerah Padang sebelum masuk ke Pulau Nias. Ketika bertemu dengan orang Nias tersebut, dia tertarik untuk mempelajari banyak hal tentang Nias, termasuk bahasanya. Semuanya itu dia lakukan demi untuk menyukseskan misinya untuk menyebarkan ijil kekristenan di Pulau Nias dengan lebih mudah.
Pada tanggal 27 September 1865, Ernst Ludwig Denninger dan keluarganya tiba di Pulau Nias. Mereka pun bersedia tinggal di Pulau Nias dan membeli seunit rumah di Gunungsitoli sebagai tempat tinggal mereka. Mereka membeli rumah tersebut dengan harga 600 gulden.
Kedatangan E.L. Denninger di Pulau Nias untuk menyebarkan injil kekristenan ternyata mendapat respon positif dari Kolonial Belanda pada masa itu. E.L. Denninger, dibantu oleh Belanda yang sudah kian berada di Pulau Nias melakukan penyebaran agama kristen ke beberapa wilayah di Pulau Nias; termasuk di kepulauan Batu Nias Selatan. Misi mereka menyebarkan injil dinamakan sebagai "Zending". Kegiatan Zending tersebut dilaksanakan selama seabad lamanya.
Bagi orang Nias, E.L. Denninger adalah sosok yang bisa diterima dengan baik karena dia bisa bergaul dengan baik meskipun kehidupan sosial masyarakat Nias pada waktu itu sangat memprihatinkan. Selain itu, dia juga mampu berbahasa Nias dengan baik sehingga penyampaian kabar baik tentang agama kristen sangat mudah diterima oleh para leluhur Nias di masa itu.
Sekitar tahun 1915-1930, penyebaran agama kristen di Pulau Nias mulai tampak signifikan. Sejalan dengan masa itu, pada tahun 1916, pertobatan massal terjadi di Pulau Nias dengan jumlah umat Kristiani yang bertambah pesat yang dikenal dengan "Fangesa Sebua".
Setelah Fangesa sebua, masyarakat Nias berlomba-lomba untuk mengikuti kebaktian rohani di Gereja. Masyarakat Nias yang dulunya masih percaya penyembahan roh lain dan patung, setelah itu juga mereka membuktikan betapa mereka sangat mengagumi dan ingin hidup dalam kasih Kristus.
Kebaktian di Gereja Rijnsche Zending di Gunungsitoli waktu itu. | Foto: https://museum-nias.org/sejarah-nias/ |
Akhirnya, pada tahun 1936 masyarakat Nias mulai banyak menganut agama Kristen. Pada tahun 1965 perubahan besar terjadi dan agama kristen merupakan suatu organisasi sosial yang sangat berpengaruh sejak masa itu.
Oleh karena itu, sekarang ini masyarakat Nias khususnya umat kristen Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) menyatakan dan merayakan tanggal 27 September sebagai hari raya misi dan pengkabaran injil bagi masyarakat Nias.
Itulah sejarah singkat masuknya agama Kristen ke Pulau Nias sejak dahulu kala. Semoga artikel ini bermanfaat untuk para pembaca.
Posting Komentar untuk "Sejarah Singkat Masuknya Agama Kristen ke Pulau Nias"
Posting Komentar